Sabtu, 30 April 2011

Filled Under:
, ,

kemarahan dan lubang paku


kemarahan dan lubang paku
Advertisement
Ada seorang anak laki-laki yang sangat pemarah. Untuk mengurangi kebiasaan marah sang anak, ayahnya memberikan sekantong paku dan mengatakan pada anak itu untuk memakukan sebuah paku di tembok belakang rumah.

Hari pertama anak itu telah memakukan 48 paku setiap kali dia marah. Lalu secara bertahap jumlah itu berkurang. Anak tersebut mendapati bahwa ternyata lebih mudah menahan marah dari pada memakukan paku ke tembok. (gambar dari : arrahmah.com)

Akhirnya tibalah hari dimana anak tersebut merasa  bisa mengendalikan amarahnya dan sangat sabar
Dia memberitahukan hal ini kepada ayahnya, yang kemudian mengusulkan agar dia mencabut satu paku untuk setiap hari dimana dia tidak marah.

Hari-hari berlalu dan anak laki-laki itu akhirnya memberitahu ayahnya bahwa semua paku telah tercabut olehnya. Lalu sang ayah menuntun anaknya ke pagar. “Hmm, kamu telah berhasil dengan baik anakku, tapi, lihatlah lubang-lubang di tembok ini. Tembok ini tidak akan pernah bisa sama seperti sebelumnya. “Ketika kamu mengatakan sesuatu dalam kemarahan. Kata-katamu meninggalkan bekas seperti lubang ini … di hati orang lain.

Kamu dapat menusukkan pisau pada seseorang, lalu mencabut pisau itu … Tetapi tidak peduli beberapa kali kamu minta maaf, luka itu akan tetap ada … DAN luka karena kata-kata adalah sama buruknya dengan luka fisik …”

Memang, sebuah permintaan maaf bisa mengobati banyak hal. Namun, agaknya kita juga harus mengingat, bahwa semua itu tak akan ada artinya, saat kita mengulangi kesalahan itu kembali.
Cerita ini, adalah sebuah tamsil, sebuah amsal, sebuah ibarat dan sebuah wira-kisah. Tentang, berbuat kesalahan memang wajar, namun, ia juga mengajarkan, menghindarinya adalah hal lain yang bisa kita lakukan.

0 komentar:

Posting Komentar

Copyright @ 2013 Cerita Hikmah.