Sabtu, 30 April 2011

Berawal dari Kekecewaan

Beberapa bulan yang lalu, saya sedang merasa tidak betah dengan kondisi tempat kerja. Tepatnya, di sana saya sedang merasakan kekecewaan terhadap penolakan-penolakan atas ide pribadi yang secara emosional mempengaruh semangat kerja. Jangankan untuk masuk kerja, melihat bangunannya saja rasanya saya ingin berlari jauh untuk menghindar.

Berawal dari Kekecewaan
Advertisement
Saya sempat berbeda pendapat dengan seseorang yang ditunjuk sebagai team leader tentang suatu cara bagaimana memecahkan masalah yang sedang dihadapi. Saya yang merasa memilki dalil pemecahan masalah yang jitu, dengan penuh percaya diri mengungkapkan ide-ide yang ada. Ternyata tak disangka, ide-ide tersebut dianggap kurang cocok atau tepatnya ditolak oleh team leader tersebut

Dari situ saya merasa kecewa berat. Saya menjadi tak peduli dengan orang-orang di sekitarnya, malas bekerja dan mulai berpikir negatif. "Buat apa mengeluarkan ide kalau toh pada akhirnya pasti pendapat tersebut akan ditolak." Tentu saja hal ini membuat suasana antara saya dan teman-teman kerja menjadi dingin serta kaku dengan adanya jarak yang saya berikan.

Di waktu yang bersamaan, tiba-tiba saya mendapat surat dari salah seorang sahabat yang berisi curhat tentang rasa kecewa. Di akhir tulisan, ia meminta saya untuk membantunya mencari jalan mengatasi rasa kecewa. Saya yang tadinya hanya bisa tersenyum-senyum membaca surat tersebut, tiba-tiba harus putar otak untuk membalas surat tersebut yang nantinya `wajib` membahas tentang kecewa dan penanggulangannya.

Setelah merenung beberapa lama, akhirnya saya berkesimpulan seperti ini: Kecewa adalah salah satu bentuk dari emosi jiwa manusia. Sesuatu yang muncul dirasakan jika harapan tidak berjalan sesuai kenyataan. Adanya over self confident tanpa dibentengi kata `siap gagal` merupakan salah satu penyebab kekecewaan hadir.

Sebetulnya perasaan kecewa tidak selamanya pertanda negatif. Ia akan mendatangkan hikmah jika dikelola dengan baik. Salah satunya adalah meningkatkan kepekaan kita akan kematangan emosi. Ambilah sikap bahwa kecewa adalah awal dari sesuatu bukan akhir dari segalanya. Awal untuk lebih mengenal diri sendiri dan memahami ekspetasi-ekspetasi orang lain. Ternyata sikap inilah yang selama ini tidak konsisten saya jalankan yaitu berusaha memahami ekspetasi atau harapan orang lain. Saya cenderung berpikir tentang `keinginan saya` yang tentunya bukan merupakan komitmen bersama.

Saya mendapat kesimpulan bahwa bersiap diri untuk menjadi senang dan sekaligus siap gagal merupakan salah satu cara mengatasi kekecewaan yang akan terjadi. Dengan siap gagal, saat kecewa karena mendapat penolakan ataupun harapan yang tidak terkabul, akan muncul keikhlasan disertai hati yang lapang.

Saat mendapatkan kegembiraan tidak disalurkan dengan sikap meledak-ledak. Selain itu, membuat catatan tentang beberapa kesuksesan dan kebahagiaan yang telah diraih, merupakan salah satu cara mengurangi kekecewaan yang sedang dialami.

Bersyukur saat kecewa merupakan sikap mengakui bahwa kita adalah manusia seutuhnya yang tidak terlepas dari qadha Allah swt. Di atas semuanya, yang tidak boleh kita lupakan adalah man propose, Allah dispose.


aishliz et yahoo.com.sg
- FLP Jepang -

Kebenaran Yang Indah

Pada umumnya manusia suka utk dipuji, diberi sambutan tepuk tangan, tepukan dipundak dan sejenisnya….

Hal tersebut didapatkannya karena yang bersangkutan melakukan hal yg baik, bagus, hebat dan dilihat oleh banyak orang… (beberapa diantaranya memang ada yg sengaja melakukan kebenaran atau kebaikan utk dilihat orang – pamer)

Kebenaran Yang Indah
Advertisement
Namun ada jenis kebenaran lain yg mungkin jarang atau gak banyak orang yg melakukan hal ini, yaitu KEBENARAN YG TAK INDAH.
Resikonya kebenaran jenis ini hampir bisa dipastikan tidak dilihat orang, tidak akan ada riuhnya tepuk tangan buat anda, tidak ada tepukan dipundak anda sambil berkata kamu hebat atau good job..!!
Karena kebenaran yg anda sedang lakukan adalah jenis KEBENARAN YG INDAH….
Contoh:
Ketika anda mendapatkan kesempatan utk melakukan kecurangan dan sedikit mengambil keuntungan dari pekerjaan anda dengan diam-diam, di tempat kerja, dan sungguh2 diarea tersebut anda mendapat lampu hijau untuk melakukannya. Namun kemudian anda teringat Anda ingin melakukan yang terbaik dalam hidup anda dan ingin mempersembahkan semuanya tanpa ada kecurangan meski imbalan yang anda dapatkan jauh dari memadai. sehingga dalam hati anda berkata "No, no, no...saya tidak akan melakukan kecurangan itu, meski imbalan yang aku dpat sedikit tapi semoga hasil dari ini semua membawa berkah" Dengan segenap hati dan dengan kesungguhan anda kembali menyelesaikan tugas tanpa mengeluh dan melakukan dengan hasil yang terbaik.

Ketika melakukan dan ambil keputusan seperti itu dalam hati anda, itu yg saya sebut KEBENARAN YG INDAH. Mungkin istrimu tidak mengetahui hal tersebut… tidak ada tepukan dipundak untuk anda, tdk ada riuhnya tepuk tangan utk apa yg anda lakukan, namun percayalah anda sedang membuat PENCIPTA anda tersenyum dan bangga atas apa yg anda lakukan.

Dan ketika YANG MAHA KUASA itu berkenan kepada anda maka jalan hidup andapun akan dibuatNYA indah.
Mari berjuang untuk hidup dalam kebenaran…
Memang tidak mudah namun upahnya sepadan jika kita mau melakukannya.
Dan 1hal yg penting:
Kenikmatan yg ALLAH beri buat hidup kita dan keluarga, tidak akan pernah mampu dilakukan oleh dunia ini. Pemberian ALLAH selalu yg terbaik.

kemarahan dan lubang paku


kemarahan dan lubang paku
Advertisement
Ada seorang anak laki-laki yang sangat pemarah. Untuk mengurangi kebiasaan marah sang anak, ayahnya memberikan sekantong paku dan mengatakan pada anak itu untuk memakukan sebuah paku di tembok belakang rumah.

Hari pertama anak itu telah memakukan 48 paku setiap kali dia marah. Lalu secara bertahap jumlah itu berkurang. Anak tersebut mendapati bahwa ternyata lebih mudah menahan marah dari pada memakukan paku ke tembok. (gambar dari : arrahmah.com)

Akhirnya tibalah hari dimana anak tersebut merasa  bisa mengendalikan amarahnya dan sangat sabar
Dia memberitahukan hal ini kepada ayahnya, yang kemudian mengusulkan agar dia mencabut satu paku untuk setiap hari dimana dia tidak marah.

Hari-hari berlalu dan anak laki-laki itu akhirnya memberitahu ayahnya bahwa semua paku telah tercabut olehnya. Lalu sang ayah menuntun anaknya ke pagar. “Hmm, kamu telah berhasil dengan baik anakku, tapi, lihatlah lubang-lubang di tembok ini. Tembok ini tidak akan pernah bisa sama seperti sebelumnya. “Ketika kamu mengatakan sesuatu dalam kemarahan. Kata-katamu meninggalkan bekas seperti lubang ini … di hati orang lain.

Kamu dapat menusukkan pisau pada seseorang, lalu mencabut pisau itu … Tetapi tidak peduli beberapa kali kamu minta maaf, luka itu akan tetap ada … DAN luka karena kata-kata adalah sama buruknya dengan luka fisik …”

Memang, sebuah permintaan maaf bisa mengobati banyak hal. Namun, agaknya kita juga harus mengingat, bahwa semua itu tak akan ada artinya, saat kita mengulangi kesalahan itu kembali.
Cerita ini, adalah sebuah tamsil, sebuah amsal, sebuah ibarat dan sebuah wira-kisah. Tentang, berbuat kesalahan memang wajar, namun, ia juga mengajarkan, menghindarinya adalah hal lain yang bisa kita lakukan.

Menutup Aib Saudara Kita

"Barang siapa yang membongkar-bongkar aib saudaranya, Allah akan membongkar aibnya. Barangsiapa yang dibongkar aibnya oleh Allah, Allah akan mempermalukannya, bahkan di tengah keluarganya."


Menutup Aib Saudara Kita
Advertisement
Ketika mendengar sebuah berita tentang saudara kita, apa reaksi kita pertama kali ? Kebanyakan dari kita dengan sadarnya akan menelan berita itu, bahkan ada juga yang dengan semangat meneruskannya kemana-mana. kalau berita itu berita yang baik mungkin tidak akan menjadi masalah tapi kalau berita itu adalah berita miring yang belum jelas kebenarannya, tentu akan fatal akibatnya. (gambar dari : mobavatar.com)


Kita ceritakan aib saudara kita, sambil berbisik, "sst! ini rahasia lho!". Yang dibisiki akan meneruskan berita tersebut ke yang lainnya, juga sambil berpesan, "ini rahasia lho!".

Kahlil Gibran dengan baik melukiskan hal ini dalam kalimatnya :
 
"jika kau sampaikan rahasiamu pada angin, jangan salahkan angin bila ia kabarkan pada pepohonan."


Fakhr al-Razi dalam tafsirnya menceritakan sebuah riwayat bahwa para malaikat melihat di lauh al-mahfudz akan kitab catatan manusia. Mereka membaca amal saleh manusia. Ketika sampai pada bagian yang berkenaan dengan kejelekan manusia, tiba-tiba sebuah tirai jatuh menutupnya. Malaikat berkata, "Maha Suci Dia yang menampakkan yang indah dan menyembunyikan yang buruk."
Jangan bongkar aib saudara kita, supaya Allah tidak membongkar aib kita.


"Ya Allah tutupilah aib dan segala kekurangan kami di mata penduduk bumi dan langit dengan rahmat dan kasih sayang-Mu, Wahai Tuhan Yang Maha Pemurah"

Copyright @ 2013 Cerita Hikmah.